Profil JerAx sang Dewa Support yang Agresif DOTA 2 – Mengikuti kepergian Ana yg kembali rehat berasal skena kompetitif Dota dua, Support 4 dari OG, Jesse Vainikka alias JerAx, mengumumkan bakal pensiun. JerAx menuturkan akan sahih-benar purna tugas dan mengaku sudah enggak mendapatkan motivasi lagi buat memainkan Dota dua.
Meski telah resmi mundur dari roster aktif OG, JerAx tetap menjadi bagian berasal famili OG. berbeda menggunakan Ceb yg bakal menjadi pelatih, peran pemain asal Finlandia ini pun tak diumumkan secara sempurna. Apakah sang perengkuh Aegis of the Champion sebesar dua kali ini akan menjadi mentor buat penggantinya
Sebelum Dota 2 resmi dirilis di 2011 silam, ternyata JerAx sudah merasakan skena esports game Heroes of Newerth yg pula turut dikembangkan sang sang kreator DotA, Icefrog. MOBA ini jua punya beberapa Hero yg mirip dengan Dota dua meski permainannya lebih cepat serta lebih seperti menggunakan League of Legends.
sejak umur 20, JerAx pun mencicipi poly kompetisi asal HoN. galat satu sahabat dekatnya sampai kini yg menemaninya sejak era HoN artinya Wehsing alias Singsing dan Adrian “Era” yg sempat sebagai pemain buat Alliance. Ketiganya pun hijrah berbarengan ke Dota 2 serta membuat tim QPAD Red Pandas di 2013 silam. pada kesempatan kali ini esport-indonesia akan merangkum seputar Profil JerAx sang Dewa Support yang Agresif DOTA 2 yang ada dibawah ini.
Profil JerAx sang Dewa Support yang Agresif DOTA 2
Nama | Jesse Vainikka |
Nickname | JerAx |
Tanggal Lahir | 7 Mei 1992 |
Umur | 30 Tahun |
Asal | Finlandia |
Profesi | Pro Player Dota 2 |
Fakta Menarik Dari JerAx Pemain Dota 2
Menarik Perhatian banyak Mata
Meski sepak terjang QPAD Red Pandas enggak bisa dibilang baik, JerAx permanen menarik perhatian para pemain profesional. sebagai pubstar yg punya MMR sangat tinggi, JerAx tak jarang bertemu dengan pemain profesional seperti Puppey hingga KuroKy. pria kelahiran 1992 ini juga akhirnya memutuskan buat pindah ke Swedia dan menetap pada Stockholm kala mencari tim selepas Red Pandas bubar di 2014.
di ajang The International 2015, klub MVP asal Korea yang saat itu jua sedang bersinar berniat membuat satu tim baru bertajuk MVP Hot6ix. JerAx pun ditunjuk menjadi bagian dan mengisi support 4 pada tim ini. Meski bisa merajai kualifikasi wilayah Asia Tenggara, JerAx pun belum mampu bersinar Lantaran timnya gugur paling awal pada hari pertama Main Event TI 2015.
Selepas TI kelima, JerAx pun memenuhi panggilan KuroKy yg kala itu baru berpisah menggunakan Puppey pada Team Secret. KuroKy pun membuat divisi Dota dua Team Liquid yg sebelumnya vakum dari tahun 2014. beserta Liquid, JerAx berhasil memenangkan Epicenter 2016 meski di The International mereka harus balik pada urutan 7/8.
Tukar Guling OG serta Liquid
Menyambut demam isu baru 2017, JerAx lantas memperkuat skuat pimpinan Fly serta N0taiL, OG. Tim yang kala itu jua gugur pada urutan yang sama dengan Liquid pada ajang The International 2015 merombak pemainnya kala Cr1T, Moon, dan Miracle- keluar.
Jerax pun diajak masuk mengisi role yg ditinggalkan oleh Cr1T. sementara itu, Miracle- si anak ajaib masuk ke Team Liquid memenuhi panggilan KuroKy.
bersama OG, JerAx pun tampil gemilang. Masuknya legenda Alliance, S4 dan sang Carry, Ana akhirnya memberikan corak permainan OG yang kala itu serbabisa. pada Ajang Boston Major yg bergulir di awal animo 2017, kelimanya berhasil menyabet gelar Major pertama pada penghujung 2016 silam.
Enggak berhenti di sana, mereka juga berhasil balik menjamin Manilla Major dan menjadi favorit buat merengkuh kampiun di The International 2017. Sayangnya, sinergi N0TaiL dan kawan-mitra pun seakan kehilangan momentum pada ajang The Inernational. Malah, Team Liquid yg akhirnya mampu bersinar dan jadi jawara di gelaran The International 2017.
Support Paling agresif di Skena Esports Dota dua
di film dokumenter True Sight kala OG menjuarai The International 2018, Ceb berkata bahwa JerAx adalah sosok paling berbahaya pada timnya. seperti anjing yang mengejar buruannya, para anggota tim pun tak jarang dirancang kelabakan dengan keputusannya yang penting. Enggak sporadis kemenangan tim OG di perseteruan selalu berbuah dari inisiatif seorang JerAx yang sangat jenius.
asal poly pilihan Hero di Dota dua, JerAx sangat memfavoritkan Earth Spirit dan Earthshaker. Seakan-akan, elemen tanah memang cocok dengan perangai seorang Jesse Vainika yg kalem lamun berbahaya. Selain kedua Hero ini, Io jua jadi jagoan JerAx yang membuahkan poly kemenangan anggun.
Enggak jarang, Valve pun sering melemahkan ketiga Hero jagoan milik JerAx ini kala dirinya berhasil memenangkan pertandingan besar . Apakah ini jadi alasan sang pemain enggak lagi mendapatkan motivasi saat bermain Dota dua
itulah seputar pembahasan profil dan fakta menarik dari JerAx player dota 2 yang dijuluki dengan julukan dewa support, jangan lupa untuk selalu mengikuti info menarik lain nya seputar esport dari esport-indonesia.